Pilihan untuk tidak memiliki anak, atau yang dikenal dengan istilah childfree, masih dianggap sebagai sebuah kontroversi di masyarakat Indonesia. Bagi sebagian orang, memiliki anak adalah suatu kewajiban yang tak terelakkan dalam agama Islam. Namun, bagaimana sebenarnya pandangan Islam terkait dengan keputusan untuk tidak memiliki anak?
Dalam Islam, memiliki anak dianggap sebagai suatu anugerah dari Allah SWT. Anak-anak dipandang sebagai amanah yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Namun, hal ini tidak berarti bahwa setiap orang wajib memiliki anak. Setiap pasangan diberikan kebebasan untuk memilih apakah ingin memiliki anak atau tidak.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6). Dari ayat ini, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab untuk menjaga keluarga tidak hanya berarti memiliki anak, tetapi juga memastikan bahwa keluarga tersebut hidup dalam keberkahan dan kesejahteraan.
Sebagai umat Islam, kita juga diajarkan untuk menyayangi dan merawat anak-anak yatim piatu. Dalam hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim seperti ini di surga.” Lalu beliau menggabungkan jari telunjuk dan tengah beliau (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun, keputusan untuk tidak memiliki anak juga harus dihormati. Setiap individu memiliki alasan dan pertimbangan yang berbeda-beda dalam mengambil keputusan tersebut. Seorang pasangan mungkin memilih untuk tidak memiliki anak karena alasan kesehatan, ekonomi, atau bahkan karena ingin fokus pada karier atau pengembangan diri.
Dalam hal ini, penting bagi masyarakat untuk tidak menghakimi atau menyalahkan pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak. Sebaliknya, kita harus saling mendukung dan menghormati pilihan individu tersebut. Selama keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan yang matang dan tidak melanggar ajaran agama, tidak ada larangan dalam Islam untuk tidak memiliki anak.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk saling menghormati dan menyayangi sesama. Dalam hal ini, kita harus menjaga sikap toleransi dan menghormati pilihan individu dalam hal memiliki atau tidak memiliki anak. Semoga dengan sikap saling menghormati ini, kita dapat hidup dalam harmoni dan keberkahan bersama dalam masyarakat.