Studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Indonesia telah mengungkap bahwa penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) lebih rentan untuk berperilaku berisiko. ADHD adalah gangguan neurobehavioral yang umum terjadi pada anak-anak, yang ditandai dengan gejala seperti hiperaktivitas, impulsivitas, dan kesulitan dalam memperhatikan hal-hal yang tidak menarik minat mereka.
Dalam studi ini, para peneliti mengamati sekelompok anak dengan ADHD dan sekelompok anak tanpa gangguan tersebut. Mereka kemudian memantau perilaku kedua kelompok tersebut selama beberapa bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD cenderung lebih sering melakukan perilaku berisiko, seperti merokok, minum alkohol, atau menggunakan narkoba.
Menurut para peneliti, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya gangguan impulsivitas yang umum terjadi pada penderita ADHD. Mereka cenderung sulit untuk mengontrol diri dan cenderung melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya. Selain itu, mereka juga cenderung mencari sensasi dan stimulasi yang lebih kuat, yang bisa menyebabkan mereka terlibat dalam perilaku berisiko.
Studi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara ADHD dan perilaku berisiko. Dengan demikian, para orangtua dan tenaga medis dapat lebih waspada terhadap potensi risiko yang dihadapi oleh anak-anak dengan gangguan ini. Selain itu, pendekatan terapi yang lebih holistik juga dapat diterapkan untuk membantu penderita ADHD mengelola gejala dan menghindari perilaku berisiko yang berpotensi merugikan mereka.